Sabtu, 17 Desember 2016

Diam.
Terkadang diam lebih baik,
Dari pada terlalu banyak bicara..
Terkadang diam diartikan pemalu, tapi itu salah besar..
Kadang diam itu cara jitu untuk men-skak mat lawan
Kadang diam juga sebagai sesuatu yang misterius,
Bagai tuan hujan yang mengetuk pintu dengan memakai jas hujannya.
Sama seperti hening, sama tenangnya
Lalu... mengapa kau suka diam?? kau hanya dianggap remeh tau !
Terus.. apa gunanya banyak bicara, toh hanya menjatuhkan harga diri saja
Banyak bicara, namun perbuatan nihil? 
Lebih baik diam, namun mempastikan bukan?
Hey.. kau hidup dalam kalangan masyarakat, jika kau diam terus kau takkan pernah dianggap menjadi bagian?
Memang benar, namun saat sang pendiam berbicara, maka saat itulah dia melawan karakter dirinya,
Bukannya bagus ya? seorang pendiam yang sekali berbicara itu terkadang menusuk.
Simple, jelas, lebih enak bukan?

Selasa, 13 Desember 2016

Teuku Umar adalah pahlawan kemerdekaan Indonesia berasal dari Aceh yang berjuang mempertahankan Aceh dari Belanda dengan menggunakan taktik berpura-pura bekerjasama dengan Belanda. Ia melawan Belanda ketika ia telah berhasil mengumpulkan senjata untuk dibagikan ke pasukan Aceh.

Biografi Teuku Umar Pahlawan Indonesia
Image Courtesy of www.flickr.com

Biodata Teuku Umar

Nama Lengkap : Teuku Umar
Lahir : Tahun 1854, Meulaboh, Aceh
Meninggal : 11 Februari 1899, Meulaboh, Aceh
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam

Biografi Teuku Umar


Teuku Umar berasal dari keluarga keturunan Minangkabau yang merantau ke Aceh pada akhir abad ke-17. Teuku Umar lahir di Meulaboh Aceh Barat pada tahun 1854, anak seorang Uleebalang bernama Teuku Achmad Mahmud dari perkawinan dengan adik perempuan Raja Meulaboh. Umar mempunyai dua orang saudara perempuan dan tiga saudara laki-laki. 
Teuku Umar dari kecil dikenal sebagai anak yang cerdas, dan terkadang suka berkelahi dengan teman-teman sebayanya. Ia juga memiliki sifat yang keras dan pantang menyerah dalam menghadapi segala persoalan. Teuku Umar tidak pernah mendapakan pendidikan formal yang baik. Meski ia tidak mendapatkan pendidikan yang baik, ia mampu menjadi seorang pemimpin yang kuat, cerdas , dan pemberani.
Nenek moyang Teuku Umar adalah Datuk Makhudum Sati yang berasal dari Minangkabau. Salah satu seorang keturunan Datuk Makhudum Sati pernah berjasa terhadap Sultan Aceh, yang pada waktu itu terancam oleh seorang Panglima Sagi yang ingin merebut kekuasaannya. Berkat jasanya tersebut, orang itu diangkat menjadi Uleebalang VI Mukim dengan gelar Teuku Nan Ranceh. 
Teuku Nan Ranceh mempunyai dua orang putra yaitu Teuku Nanta Setia dan Teuku Ahmad Mahmud. Sepeninggal Teuku Nan Ranceh, Teuku Nanta Setia menggantikan kedudukan ayahnya sebagai Uleebalang VI Mukim. la mempunyai anak perempuan bernama Cut Nyak Dhien.

Perang Aceh

Perang Aceh meletus pada  tahun1873, pada saat itu Teuku Umar ikut serta berjuang bersama pejuang-pejuang Aceh lainnya, umurnya baru menginjak 19 tahun. Mulanya ia berjuang di kampungnya sendiri, kemudian dilanjutkan ke Aceh Barat. Pada umur yang masih muda ini, Teuku Umar sudah diangkat sebagai kepala desa atau keuchik gampong di daerah Daya Meulaboh.
Pada tahun 1878, Belanda berhasil menguasai Kampung Darat yang pada waktu itu merupakan markas Teuku Umar beserta pasukannya. Karena sudah dikuasai oleh Belanda, maka ia beserta pasukannya mundur ke daerah Aceh Besar sambil menyusun kekuatan dan melancarkan Wakil Panglima Besar (1962-1965) Ketua MPRS (1966-1972) perang gerilya.

Menikah

Teuku Umar menikah saat berusia 20 tahun, dengan Nyak Sofiah, anak Uleebalang Glumpang. Untuk meningkatkan derajat dirinya, Teuku Umar kemudian menikah lagi dengan Nyak Malighai, puteri dari Panglima Sagi XXV Mukim.
Pada tahun 1880, Teuku Umar menikahi janda Cut Nyak Dhien, puteri pamannya Teuku Nanta Setia. Suami Cut Nya Dien, yaitu Teuku Ibrahim Lamnga meninggal dunia pada Juni 1878 dalam peperangan melawan Belanda di Gle Tarun. Kemudian mereka berdua berjuang bersama untuk melancarkan serangan terhadap Belanda.

Strategi Menghadapi Belanda

Teuku Umar kemudian mencari strategi untuk mendapatkan senjata dari pihak Belanda yang akan ia gunakan untuk menghadapi perlawan Belanda. Akhirnya, Teuku Umar berpura-pura tunduk pada Belanda dengan menyatakan sumpah setia kepada Van Teijin Gubernur yang merangkap sebagai panglima Belanda di Aceh.
Biografi Teuku Umar Pahlawan Indonesia
Image Courtesy of id.wikipedia.org
Belanda berdamai dengan pasukan Teuku Umar pada tahun 1883. Gubernur Van Teijn pada saat itu juga bermaksud memanfaatkan Teuku Umar sebagai cara untuk merebut hati rakyat Aceh. Teuku Umar kemudian masuk dinas militer Beland dan dianugerahi gelar Teuku Johan Pahlawan. Namun, taktik yang digunakan oleh Teuku Umar diketahui oleh Belanda sehingga perdamaian itu tidak berlangsung lama. Belanda mulai menyerang pasukan Teuku Umar kembali.
Tahun 1884 Kapal Inggris "Nicero" terdampar. Kapten dan awak kapal tersebut disandera oleh raja Teunom. Raja Teunom menuntut tebusan senilai 10 ribu dolar tunai kepada Inggris. Teuku Umar ditugaskan oleh Pemerintah Kolonial Belanda untuk membebaskan kapal tersebut, karena kejadian tersebut telah mengakibatkan ketegangan antara Inggris dengan Belanda.