Pantai Panjiwa

 Assalamualaikum…

         Di blog ini, kita akan membahas tentang objek wisata  pantai Panjiwa yang berada di Indramayu, tepatnya di Desa Ilir, disamping MTSN 4 Indramayu, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, letaknya ± 1 km dari jalan pantura (Jakarta-Cirebon), objek wisata ini resmi dibuka pada tanggal 05 mei 2017 oleh Kelompok Penggerak Pariwisata (Komperar) desa Ilir, Kandanghaur. Menurut cerita masyarakat sekitar dulunya pantai ini bernama pantai Sumber Mas namun sejak 2017 berganti nama menjadi pantai Panjiwa yakni kepedekan dari Pantai Haji Wahab (Panjiwa) Beliau adalah Kuwu Ilir yang menjabat pada masa itu, nama aslinya yakni Bpk. Rastiman namun lebih sering dipanggil Wahab. Untuk menikmati pemandangaan di pantai ini tidak dikenakan tarif masuk atau gratis, bisa di tempuh dengan jalan kaki atau menggunakan kendaraan roda dua yang hanya membayar parkir motor Rp2.000,00. sedangkan untuk kendaraan roda empat tidak bisa mengakses sampai pantai dikarenakan kondisi jalan yang tidak memadai, kita juga bisa menggunakan jasa perahu untuk sampai ke pantai dengan tarif Rp10.000,00. pulang pergi.

Pantai Panjiwa

Beberapa fasilitas di pantai pajiwa yakni:

1.     Tempat parkir

2.     Mushola

3.     Wc umum

4.     Kios pedagang

5.     Tempat sampah

6.     Bangku / tempat duduk

7.     Foto booth

Jalan Menuju Pantai

View Pantai Panjiwa

Bibir Pantai

          Salah satu daya tarik pantai Panjiwa sehingga digemari banyak kalangan, bukan hanya kalangan muda namun juga kalangan tua. Pertama, pengunjung akan dimanjakan oleh banyaknya pohon mangrove saat dalam perjalanan menuju bibir pantai, itulah mengapa pantai Panjiwa ini selain untuk tempat rekreasi juga sebagai sport olahraga bagi anak muda yakni lari pagi. Kedua, untuk pengunjung yang menggunakan perahu akan disuguhkan pemandangan pohon Mangrove sepanjang tepi sungai serta angin yang sepoi-sepoi, selain itu pula pengunjung akan ditawarkan pemandangan yang menakjubkan bak di pulau-pulau Mangrove, dapat kita jumpai pula satwa-satwa air yang hidup disepanjang sungai tersebut. Ketiga, banyak dijumpai pula empang-empang milik warga sehingga banyak orang  yang memacing saat kita berjalan menuju pantai. Dan yang tak kalah lebih seru, kita bisa mengabadikan pemandangan yang indah di pantai Panjiwa dengan tersedianya spot photo yang keren dan unik, dan yang paling digemari adalah icon pohon Mangrove yang menjulang tinggi.

          Pantai Panjiwa ini banyak dikunjungi pada hari libur sekolah yakni pada hari sabtu dan minggu. Sebenarnya di hari biasa pun masih banyak yang mengunjungi namun tidak seramai hari libur. Dimana pada hari libur itu banyak anak-anak kecil, Ibu-ibu atau Bapak-bapak yang berenang disekitar pinggir pantai, termasuk juga saya pada saat itu. Pemandangan yang indah, ditambah banyak perahu-perahu kecil milik Nelayan yang berlalu lalang membuat pantai Panjiwa menjadi sangat memikat hati. Dalam segi budaya, pantai Panjiwa juga biasa dijadikan tempat untuk acara atau festival seperti pesta laut atau yang kami sebut dengan “Nadran” pada acara tersebut pantai Panjiwa menjadi sangat ramai oleh perahu nelayan yang dihiasi oleh berbagai macam minuman dan makanan yang digantung di atas perahu yang kemudian akan dibagikan. Hal tersebut menurut adat istiadat setempat merupakan bentuk syukur karena hasil laut yang melimpah. Sekian paparan yang dapat kita jelaskan mengenai objek wisata pantai Panjiwa, Jagalah Alam Kita !!

Wassalamualaikum...... J

Pengagum Rahasia

Sungguh ini aneh

Dibuat linglung oleh perasaan

Hei, apa ini?

Sepotong hati ku yang telah patah oleh luka lama

Apa yang terjadi dengannya kini

Kembali menyatu

Kenapa ini, sebuah magic kah?

Ah, ternyata kau

Kau yang menyihir hati ini

Menjadi hati yang utuh kembali

Oh, bicara apa aku ini.. terlalu berkhayal

Tuan bolehkah aku sapa nama mu

Ah, tak usah.. menatap mu saja aku ragu

Mana berani diri ini.

Tuan izinkanlah aku menyelipkan nama mu dalam doa ku saja

Ah, aku ragu..

Tapi biarlah itu menjadi hobby ku tuan

Tolong jangan marah,

Sebab aku hanya ingin kamu,

Itu saja.

Diam.

Terkadang diam lebih baik,

Dari pada terlalu banyak bicara..

Terkadang diam diartikan pemalu, tapi itu salah besar..

Kadang diam itu cara jitu untuk men-skak mat lawan

Kadang diam juga sebagai sesuatu yang misterius,

Bagai tuan hujan yang mengetuk pintu dengan memakai jas hujannya.

Sama seperti hening, sama tenangnya

Lalu... mengapa kau suka diam?? kau hanya dianggap remeh tau !

Terus.. apa gunanya banyak bicara, toh hanya menjatuhkan harga diri saja

Banyak bicara, namun perbuatan nihil? 

Lebih baik diam, namun mempastikan bukan?

Hey.. kau hidup dalam kalangan masyarakat, jika kau diam terus kau takkan pernah dianggap menjadi bagian?

Memang benar, namun saat sang pendiam berbicara, maka saat itulah dia melawan karakter dirinya,

Bukannya bagus ya? seorang pendiam yang sekali berbicara itu terkadang menusuk.

Simple, jelas, lebih enak bukan?

Teuku Umar adalah pahlawan kemerdekaan Indonesia berasal dari Aceh yang berjuang mempertahankan Aceh dari Belanda dengan menggunakan taktik berpura-pura bekerjasama dengan Belanda. Ia melawan Belanda ketika ia telah berhasil mengumpulkan senjata untuk dibagikan ke pasukan Aceh.

Image Courtesy of www.flickr.com

Biodata Teuku Umar

Nama Lengkap : Teuku Umar

Lahir : Tahun 1854, Meulaboh, Aceh

Meninggal : 11 Februari 1899, Meulaboh, Aceh

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Biografi Teuku Umar

Teuku Umar berasal dari keluarga keturunan Minangkabau yang merantau ke Aceh pada akhir abad ke-17. Teuku Umar lahir di Meulaboh Aceh Barat pada tahun 1854, anak seorang Uleebalang bernama Teuku Achmad Mahmud dari perkawinan dengan adik perempuan Raja Meulaboh. Umar mempunyai dua orang saudara perempuan dan tiga saudara laki-laki. 

Teuku Umar dari kecil dikenal sebagai anak yang cerdas, dan terkadang suka berkelahi dengan teman-teman sebayanya. Ia juga memiliki sifat yang keras dan pantang menyerah dalam menghadapi segala persoalan. Teuku Umar tidak pernah mendapakan pendidikan formal yang baik. Meski ia tidak mendapatkan pendidikan yang baik, ia mampu menjadi seorang pemimpin yang kuat, cerdas , dan pemberani.

Nenek moyang Teuku Umar adalah Datuk Makhudum Sati yang berasal dari Minangkabau. Salah satu seorang keturunan Datuk Makhudum Sati pernah berjasa terhadap Sultan Aceh, yang pada waktu itu terancam oleh seorang Panglima Sagi yang ingin merebut kekuasaannya. Berkat jasanya tersebut, orang itu diangkat menjadi Uleebalang VI Mukim dengan gelar Teuku Nan Ranceh. 

Teuku Nan Ranceh mempunyai dua orang putra yaitu Teuku Nanta Setia dan Teuku Ahmad Mahmud. Sepeninggal Teuku Nan Ranceh, Teuku Nanta Setia menggantikan kedudukan ayahnya sebagai Uleebalang VI Mukim. la mempunyai anak perempuan bernama Cut Nyak Dhien.

Perang Aceh

Perang Aceh meletus pada  tahun1873, pada saat itu Teuku Umar ikut serta berjuang bersama pejuang-pejuang Aceh lainnya, umurnya baru menginjak 19 tahun. Mulanya ia berjuang di kampungnya sendiri, kemudian dilanjutkan ke Aceh Barat. Pada umur yang masih muda ini, Teuku Umar sudah diangkat sebagai kepala desa atau keuchik gampong di daerah Daya Meulaboh.

Pada tahun 1878, Belanda berhasil menguasai Kampung Darat yang pada waktu itu merupakan markas Teuku Umar beserta pasukannya. Karena sudah dikuasai oleh Belanda, maka ia beserta pasukannya mundur ke daerah Aceh Besar sambil menyusun kekuatan dan melancarkan Wakil Panglima Besar (1962-1965) Ketua MPRS (1966-1972) perang gerilya.

Menikah

Teuku Umar menikah saat berusia 20 tahun, dengan Nyak Sofiah, anak Uleebalang Glumpang. Untuk meningkatkan derajat dirinya, Teuku Umar kemudian menikah lagi dengan Nyak Malighai, puteri dari Panglima Sagi XXV Mukim.

Pada tahun 1880, Teuku Umar menikahi janda Cut Nyak Dhien, puteri pamannya Teuku Nanta Setia. Suami Cut Nya Dien, yaitu Teuku Ibrahim Lamnga meninggal dunia pada Juni 1878 dalam peperangan melawan Belanda di Gle Tarun. Kemudian mereka berdua berjuang bersama untuk melancarkan serangan terhadap Belanda.

Strategi Menghadapi Belanda

Teuku Umar kemudian mencari strategi untuk mendapatkan senjata dari pihak Belanda yang akan ia gunakan untuk menghadapi perlawan Belanda. Akhirnya, Teuku Umar berpura-pura tunduk pada Belanda dengan menyatakan sumpah setia kepada Van Teijin Gubernur yang merangkap sebagai panglima Belanda di Aceh.

Image Courtesy of id.wikipedia.org

Belanda berdamai dengan pasukan Teuku Umar pada tahun 1883. Gubernur Van Teijn pada saat itu juga bermaksud memanfaatkan Teuku Umar sebagai cara untuk merebut hati rakyat Aceh. Teuku Umar kemudian masuk dinas militer Beland dan dianugerahi gelar Teuku Johan Pahlawan. Namun, taktik yang digunakan oleh Teuku Umar diketahui oleh Belanda sehingga perdamaian itu tidak berlangsung lama. Belanda mulai menyerang pasukan Teuku Umar kembali.

Tahun 1884 Kapal Inggris "Nicero" terdampar. Kapten dan awak kapal tersebut disandera oleh raja Teunom. Raja Teunom menuntut tebusan senilai 10 ribu dolar tunai kepada Inggris. Teuku Umar ditugaskan oleh Pemerintah Kolonial Belanda untuk membebaskan kapal tersebut, karena kejadian tersebut telah mengakibatkan ketegangan antara Inggris dengan Belanda.